Pelajari beragam fakta unik tentang semut Firaun dan bagaimana mereka bisa menjadi ancaman kesehatan bagi manusia dalam artikel informatif ini.
Semut Firaun, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Monomorium pharaonis, adalah salah satu jenis semut yang paling sering ditemukan di rumah-rumah dan lingkungan perkotaan.
Meskipun ukurannya kecil, semut ini menyimpan banyak fakta unik yang menarik untuk diketahui, terutama terkait potensi bahayanya bagi kesehatan manusia.
Kita akan membahas enam fakta unik tentang semut Firaun yang perlu Anda ketahui, termasuk bagaimana mereka dapat membawa penyakit bagi manusia.
Fakta Unik Semut Firaun yang Menjadi Ancaman Kesehatan
1. Penyebaran Global Semut Firaun

Semut firaun, yang kini menjadi salah satu spesies serangga paling invasif di dunia, telah menyebar ke hampir setiap benua.
Dari asal-usulnya yang belum jelas, spesies ini kini terdapat di berbagai negara di Afrika seperti Afrika Selatan dan Kamerun; di Eropa seperti Rumania, Slovenia, dan Polandia; di Amerika Utara dan Selatan termasuk Amerika Serikat dan Kosta Rika; serta di Asia seperti Jepang, Iran, China, Vietnam, dan Indonesia.
Lingkungan tropis, dengan kelembapan dan suhu yang tinggi, menjadi habitat ideal untuk mereka, memungkinkan semut ini untuk berkembang biak dan memperluas koloninya dengan cepat.
Mereka cenderung mendirikan sarang di lingkungan manusia seperti dapur, kamar mandi, dan area lembap lainnya, yang sering kali menyulitkan pengendaliannya.
2. Struktur Sosial dan Reproduksi Semut Firaun
Uniknya, dalam koloni semut firaun, terdapat banyak ratu yang bisa mencapai hingga 200 ekor per koloni. Ini berbeda dengan kebanyakan spesies semut lain yang biasanya hanya memiliki satu ratu.
Poligini, atau keberadaan banyak ratu dalam satu koloni, memungkinkan semut firaun untuk mempercepat proses reproduksi dan pembentukan koloni baru melalui proses yang dikenal sebagai budding, yaitu pembelahan diri dari koloni yang sudah ada tanpa migrasi ratu.
Selama periode kawin, ratu tidak perlu meninggalkan sarang untuk mencari pasangan, sehingga proses reproduksi bisa berlangsung dalam keadaan yang lebih stabil dan terlindungi.
Satu ratu dapat menghasilkan sekitar 10 hingga 12 telur dalam satu waktu dan mungkin menghasilkan hingga 400 telur selama hidupnya.
Masa inkubasi telur hingga menjadi semut dewasa adalah sekitar 36-42 hari, dengan periode pengembangbiakan yang bisa berlangsung dari empat bulan hingga satu tahun.
3. Strategi Pencarian Makan Semut Firaun

Semut firaun menunjukkan perilaku pencarian makan yang sangat terorganisir, biasanya terjadi pada pagi hari. Kelompok ini memanfaatkan isyarat kimia dan visual untuk menavigasi dan menemukan sumber makanan secara efektif.
Mereka menjelajah secara acak hingga salah satu dari mereka menemukan makanan dan mengeluarkan feromon. Feromon ini berfungsi sebagai penanda jalan bagi semut lain untuk mengikuti dan membantu membawa makanan kembali ke sarang.
Di sarang, ratu akan meminta jatah dari makanan yang dibawa, namun, ketersediaan makanan yang terbatas bisa membuat kawanan menolak memberikan jatah kepada ratu. Dalam situasi tertentu, ratu bahkan bisa memakan cairan dari larva untuk bertahan hidup.
4. Praktik Kebersihan dan Mandi pada Semut Firaun
Setelah aktivitas mencari makan, semut firaun melakukan ritual kebersihan yang penting. Mereka akan ‘mandi’, sebuah tindakan yang mungkin melibatkan membersihkan diri dengan menggunakan mulut mereka untuk menghilangkan kotoran dan patogen yang mungkin mereka kumpulkan selama mencari makan.
Proses ini tidak hanya dilakukan setelah makan, tetapi juga sebelum keluar mencari makan dan kadang-kadang secara spontan.
Kebersihan ini dianggap krusial untuk menjaga kebersihan sarang dan mencegah penyebaran penyakit di antara koloni.
Ini juga menunjukkan perilaku adaptif semut firaun dalam menjaga kesehatan dan kebersihan koloni, yang merupakan aspek kunci dari keberhasilan mereka sebagai spesies invasif di berbagai lingkungan.
5. Semut Firaun sebagai Hama di Berbagai Lingkungan
Semut firaun telah dikenal sebagai hama yang adaptif dan merugikan di berbagai tempat. Mereka terutama tertarik pada sumber makanan seperti remah-remah, tumpahan, kelembapan, noda minyak, dan minuman manis berprotein seperti madu dan selai kacang.
Kegiatan harian mereka mencakup membentuk barisan mencari makanan melalui akses masuk yang tidak tersegel dengan baik seperti jendela yang terbuka dan pintu yang tidak tertutup.
Tanpa kontrol yang memadai, semut ini dapat menjadi hama serius di lokasi seperti perumahan, toko makanan, pabrik, gedung perkantoran, dan bahkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.
Dalam konteks rumah sakit, keberadaan semut firaun sangat kritis karena potensi mereka untuk mencemari peralatan steril dan ruangan. Mereka dapat merusak botol infus, memasuki luka pasien, dan bahkan mencari kelembapan dari mulut pasien yang sedang tidur.
Lebih jauh, semut firaun diketahui menjadi vektor untuk patogen seperti bakteri Salmonella, yang dapat menyebabkan diare dan masalah pada saluran usus, serta Streptococcus, yang berhubungan dengan kondisi seperti demam, radang tenggorokan, dan impetigo.
6. Strategi Pengendalian Semut Firaun

Mengendalikan populasi semut firaun memerlukan penerapan metode yang efektif dan berkelanjutan. Menurut sumber dari Pestworld, langkah pertama yang efektif adalah menutup semua titik masuk potensial seperti celah di jendela dan pintu.
Pembersihan rutin sangat penting untuk menghilangkan sumber makanan semut seperti remah, manisan, dan tumpahan dari meja dan lantai.
Menyimpan makanan dalam wadah kedap udara dan membuang sampah secara berkala dalam wadah yang tertutup rapat juga akan mengurangi daya tarik tempat tersebut bagi semut.
Selain itu, penggunaan dehumidifier di dalam ruangan dapat membantu mengurangi kelembapan yang sering menarik semut firaun untuk bersarang.
Implementasi strategi-strategi ini akan membantu mengurangi risiko infestasi semut firaun dan menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan.
Mengetahui lebih dalam tentang semut Firaun dapat membantu kita lebih waspada dan siap menghadapi potensi ancaman yang mereka bawa.
Dengan memahami enam fakta unik tentang semut ini, kita bisa lebih efektif dalam mencegah dan mengendalikan keberadaan mereka di lingkungan sekitar kita.