Houbara Afrika (nama ilmiah: Chlamydotis undulata) adalah burung khas daerah kering yang masuk dalam keluarga Otididae, atau biasa disebut burung kalkun padang.
Burung ini terkenal sebagai spesialis padang pasir yang mampu bertahan di lingkungan ekstrem seperti Gurun Sahara.
Dari tampilannya, burung ini cukup mencolok:
- Warna bulu dominan cokelat, putih, dan abu-abu, dengan garis hitam di leher
- Ukuran tubuh sedang: panjang 55–65 cm, tinggi 66–73 cm
- Rentang sayap 135–170 cm dan berat 1–2,4 kg
- Jantan lebih besar dan lebih berwarna dibanding betina
1. Persebaran & Habitat: Si Nomaden Penghuni Gurun Afrika
Houbara Afrika hanya ditemukan di kawasan Afrika Utara, khususnya di negara-negara seperti:
- Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia
- Mesir, Mauritania, Sahara Barat, Sudan
Luas total persebarannya mencapai 3,44 juta km², dan mereka hidup di:
- Gurun pasir dan semi-gurun
- Padang rumput kering, berbatu, hingga daerah gembala ternak
- Ketinggian rendah (0–260 meter di atas permukaan laut)
Burung ini tidak bermigrasi jauh, tapi nomaden – mereka berpindah tempat tergantung ketersediaan makanan.
2. Omnivora Aktif Saat Fajar dan Senja
Houbara Afrika termasuk omnivora, dengan makanan utama:
- Serangga, cacing, dan kadal kecil
- Biji-bijian dan bagian tanaman kering
Uniknya, mereka termasuk burung krepuskular – aktif di waktu subuh dan senja, meski bisa berburu siang hari jika diperlukan.
3. Kamuflase Level Dewa untuk Hindari Predator
Hidup di lingkungan gersang membuat Houbara harus ekstra waspada terhadap predator seperti elang, burung pemangsa besar, dan rubah.
Keahlian utamanya? Kamuflase!
- Warna bulunya menyatu sempurna dengan warna gurun
- Jika terancam, mereka akan berlari mencari rumput untuk berbaur
- Mereka kemudian berbaring diam di tanah tanpa suara, hingga nyaris tak terlihat
Ini adalah adaptasi yang sangat efisien untuk bertahan di alam liar gurun yang terbuka.
4. Lebih Suka Jalan Kaki daripada Terbang
Meskipun bisa terbang dengan kecepatan hingga 65 km/jam, Houbara lebih senang berjalan kaki.
Setiap hari mereka bisa berjalan beberapa kilometer untuk mencari makan atau tempat baru. Jika merasa terancam:
- Mereka akan berlari dulu
- Terbang hanya sebagai langkah terakhir
Selain itu, burung ini adalah hewan soliter. Namun bisa terlihat dalam kelompok kecil saat ada makanan melimpah.
5. Ritual Kawin Unik dan Tarian Menawan
Musim kawin terjadi antara Maret – Juni. Houbara jantan punya gaya unik untuk menarik perhatian betina:
Tarian khas pejantan:
- Mengembangkan bulu leher dan dada
- Menari dengan pola tertentu di sekitar betina
- Mengangguk 2–8 kali sambil mengeluarkan suara rendah
- Jika betina tertarik, baru proses kawin berlangsung
Setelah kawin, pejantan tidak ikut membesarkan anak dan langsung mencari betina lain.
Siklus betina:
- Bertelur di bawah semak (1–4 butir)
- Masa inkubasi 23 hari
- Anak bisa terbang di usia 30 hari
- Tetap bersama induk hingga usia 2–3 bulan
- Usia kematangan seksual: 3 tahun
- Umur maksimal: bisa lebih dari 25 tahun
6. Status Konservasi: Terancam Punah (Vulnerable)
Menurut IUCN Red List, Houbara Afrika masuk kategori “Vulnerable” atau rentan punah.
Saat ini populasi mereka diperkirakan hanya 13.000–33.000 ekor dan terus menurun.
Ancaman utama:
- Perburuan liar (untuk olahraga atau daging)
- Perusakan habitat karena pemukiman, jalan, dan aktivitas militer
- Tertabrak kendaraan dan kabel listrik
- Perubahan iklim ekstrem yang mengganggu pola makan dan hidup
Mereka bahkan tak jarang jadi korban peracunan tidak sengaja saat mencari makanan di dekat permukiman manusia.
Houbara Afrika adalah bukti nyata keajaiban evolusi. Ia bisa menyamar, bertahan hidup di gurun tandus, dan punya gaya hidup super adaptif. Namun, keahlian itu saja tidak cukup untuk melawan tekanan dari manusia.
Tanpa perlindungan serius, regulasi perburuan, dan pelestarian habitat, spesies ini bisa saja hilang dari alam bebas dalam beberapa dekade ke depan.
Jangan sampai, burung seunik Houbara hanya bisa kita lihat lewat dokumenter.