5 Fakta Menarik Candi Abang Sleman, Situs Bersejarah di Atas Bukit

Fakta Menarik Candi Abang Sleman, Situs Bersejarah di Atas Bukit
Photo: X/Pake-N https://x.com/tuhkanasu

Temukan berbagai fakta menarik tentang Candi Abang di Sleman, sebuah situs bersejarah yang mempesona di atas bukit dengan pemandangan yang spektakuler.

Candi Abang, yang terletak di Sleman, Yogyakarta, adalah situs bersejarah unik yang memancarkan pesona dan misteri dari masa lalu.

Terletak di atas bukit yang menawarkan pemandangan spektakuler, candi ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang memikat banyak pengunjung.

Berikut adalah lima fakta menarik tentang Candi Abang yang akan membuat Anda semakin kagum dengan keindahan dan keunikan situs bersejarah ini.

Fakta Unik tentang Candi Abang di Sleman

Candi Abang, terletak di Sleman, Yogyakarta, merupakan salah satu situs arkeologi yang memiliki keunikan tersendiri baik dari segi lokasi maupun material pembangunannya. Berikut adalah informasi yang lebih mendetail mengenai dua fakta unik dari Candi Abang.

1. Tempatnya yang Berada di Sebuah Puncak Bukit

Tempatnya yang Berada di Sebuah Puncak Bukit
Photo: X/Jalansunyi

Candi Abang terletak di puncak bukit dengan ketinggian mencapai enam meter. Bukit ini pada awalnya mungkin tidak langsung terlihat sebagai lokasi sebuah situs candi.

Penempatan Candi Abang di lokasi yang tinggi tidaklah sembarangan; hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat Hindu-Buddha kuno. Lokasi yang tinggi dianggap sebagai tempat yang suci dan dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa dan dewi.

Selain itu, suasana bukit ini juga berubah-ubah sesuai musim: hijau dan subur saat musim hujan, serta gersang saat musim kemarau, menambah pesona mistis pada candi ini.

2. Konstruksi Unik dari Bata Merah

Yang membedakan Candi Abang dari kebanyakan candi lain di Yogyakarta adalah penggunaan bata merah sebagai material utamanya. Nama “Abang” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “merah”, merujuk pada warna batu bata yang digunakan.

Kebanyakan candi di Yogyakarta dibangun menggunakan batu andesit, namun Candi Abang menonjol karena menggunakan bata yang keras dan berwarna merah.

Keunikan ini tidak hanya membuat Candi Abang berbeda dari segi estetika tetapi juga memberikan wawasan tentang variasi teknik dan material konstruksi yang digunakan pada masa itu.

Menurut IJzerman, seorang peneliti yang mendeskripsikan situs ini dalam karyanya Beschrijving der Oudheden nabij de grens der residenties Soerakarta en Djogdjakarta, batu bata yang digunakan dalam konstruksi Candi Abang adalah jenis yang sangat keras, menandakan kualitas material yang dipilih dengan teliti.

3. Candi Abang Dari Simbol Keagungan Menjadi Puing-Puing

Candi Abang Dari Simbol Keagungan Menjadi Puing-Puing
Photo: X/Jogja24Jam

Candi Abang saat ini hanya tersisa dalam bentuk puing-puing. Struktur bangunan utama candi telah runtuh, meninggalkan sedikit sekali bukti kemegahan yang pernah ada.

Menurut dokumentasi oleh IJzerman serta NJ Krom dalam tulisan mereka “Inleiding Tot De Hindoe-Javaansche Kunst” yang diterbitkan pada tahun 1920, kehancuran ini mencerminkan tingkat kerusakan yang parah yang telah dialami oleh candi ini sepanjang sejarah.

Puing-puing yang tersisa kini mayoritas berupa gundukan tanah yang ditumbuhi rumput, membuatnya sulit dikenali sebagai situs candi dari kejauhan.

Kondisi ini tidak hanya menunjukkan kerusakan fisik yang dialami oleh situs tersebut, tetapi juga menantang bagi arkeolog dan peneliti untuk melakukan rekonstruksi atau pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur asli dan penggunaannya dalam masyarakat kuno.

4. Warisan dari Kerajaan Mataram Kuno

Candi Abang merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari Kerajaan Mataram Kuno, sebuah kerajaan bercorak Buddha yang pernah berjaya pada abad ke-9 dan ke-10.

Berdasarkan penelitian, para ahli sejarah telah menemukan sebuah prasasti pada tahun 1932 yang berisi penanggalan 794 Saka atau 872 Masehi.

Prasasti ini memberikan petunjuk bahwa candi ini mungkin sudah ada sejak era tersebut. Meskipun demikian, penanggalan ini belum dapat dijadikan patokan pasti untuk tahun pendirian Candi Abang.

Namun, temuan ini tetap menunjukkan bahwa Candi Abang merupakan saksi bisu dari masa kejayaan Mataram Kuno, memberikan wawasan berharga tentang sejarah dan kebudayaan zaman itu.

5. Status sebagai Bangunan Cagar Budaya

Status sebagai Bangunan Cagar Budaya
Foto: Emikyamie/X

Saat ini, Candi Abang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, sebuah status yang mengakui nilai sejarah dan pentingnya perlindungan situs ini. Pengakuan ini membantu memastikan bahwa Candi Abang dilestarikan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Tempat ini sering dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik dengan sejarah, arsitektur, dan keindahan alam. Selain itu, lokasi Candi Abang di atas bukit juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin mengambil foto dan menikmati pemandangan alam sekitar.

Candi Abang bukan hanya sebuah monumen bersejarah, tetapi juga warisan budaya yang kaya akan cerita dan makna.

Keunikan dan pesonanya yang memikat menjadikannya destinasi yang patut dikunjungi bagi siapa saja yang ingin merasakan sentuhan sejarah dan keindahan alam sekaligus.

Dengan mengetahui lima fakta menarik tentang Candi Abang, Anda diharapkan semakin menghargai dan menjaga situs bersejarah ini untuk generasi mendatang.

Share it:

Tags

Related Articles