Candi Borobudur bukan sekadar situs sejarah. Ia adalah simbol kejayaan masa lalu, manifestasi nilai spiritual, dan bukti kecanggihan teknologi nenek moyang Nusantara.
Berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan menjadi destinasi wisata utama, baik bagi umat Buddha maupun wisatawan dari seluruh penjuru dunia.
Menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1991, Borobudur menyimpan banyak fakta menarik yang mencerminkan keagungan dan daya tahan peradaban Indonesia.
Yuk, simak fakta-fakta menarik tentang Candi Borobudur yang membuktikan mengapa warisan ini sangat luar biasa.
1. Dibangun Sekitar Abad ke-8 tanpa Semen atau Perekat
Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra, sekitar tahun 780–850 Masehi.
Fakta arsitektur:
- Menggunakan lebih dari 2 juta balok batu andesit.
- Disusun tanpa menggunakan semen, melainkan mengandalkan teknik interlocking, seperti sistem puzzle.
- Butuh waktu hingga 100 tahun untuk menyelesaikan seluruh struktur.
Desain candi berbentuk mandala tiga dimensi – simbol kosmologi Buddha yang merepresentasikan jalan menuju pencerahan.
2. Sempat Terlupakan dan Ditemukan Kembali oleh Raffles
Setelah ditinggalkan sejak abad ke-14 karena pergeseran agama ke Islam dan letusan Gunung Merapi, Borobudur akhirnya ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814 saat menjabat Gubernur Jenderal Inggris di Jawa.
Ia kemudian menugaskan H.C. Cornelius untuk membersihkan semak belukar yang menutupi candi.
Penemuan ini menjadi langkah awal pelestarian Borobudur dan memperkenalkannya ke dunia barat.
3. Memiliki 2.672 Panel Relief dan 504 Arca Buddha
Candi Borobudur menyimpan panel relief terlengkap di dunia, mengisahkan ajaran Buddha dan kehidupan masyarakat masa itu.
Detail menarik:
- 2.672 panel relief, dengan 1.460 di antaranya menggambarkan kisah hidup Buddha, termasuk relief Jataka dan Lalitavistara.
- 504 arca Buddha dalam berbagai mudra (gestur tangan) tersebar di 432 relung dan 72 stupa berlubang.
- Setiap tingkat candi membawa pengunjung dari dunia hasrat (Kamadhatu), menuju bentuk dunia (Rupadhatu), dan akhirnya pencerahan mutlak (Arupadhatu).
4. Sempat Akan Dibongkar dan Disimpan di Museum
Pada masa kolonial Belanda, pencurian artefak marak terjadi. Banyak arca Buddha ditemukan tanpa kepala akibat dijarah.
Peristiwa penting:
- Tahun 1896, pemerintah Hindia Belanda bahkan menyerahkan artefak Borobudur ke Raja Chulalongkorn dari Thailand.
- Koleksi tersebut kini tersimpan di Museum Nasional Bangkok.
- Karena pencurian yang masif, sempat diusulkan agar Borobudur dibongkar dan disimpan di museum. Usulan ini ditolak oleh arkeolog Groenveldt karena dianggap terlalu ekstrem.
5. Dipugar Dua Kali: Kolaborasi Global untuk Warisan Dunia
Pemugaran pertama:
- Dilakukan oleh Belanda di awal abad ke-20, dipimpin oleh Theodoor van Erp, meskipun terbatas karena kendala anggaran.
- Fokus pada penguatan struktur, patung, dan sistem drainase.
Pemugaran kedua:
- Dimulai pada 1973 hingga 1984, dilakukan oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO.
- Menghabiskan dana US$6,9 juta dan melibatkan ahli dari 27 negara.
- Usaha ini menjadikan Borobudur sebagai simbol kerja sama internasional dalam melestarikan warisan budaya.
6. Jadi Tempat Ibadah Umat Buddha dan Pusat Perayaan Waisak
Sejak direstorasi, Borobudur kembali difungsikan sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha.
Setiap Hari Raya Waisak, ribuan umat berkumpul dari berbagai negara untuk melakukan prosesi sakral.
Kegiatan meliputi:
- Meditasi bersama.
- Ritual puja dan pelepasan lampion.
- Pawai dari Candi Mendut ke Borobudur, sebagai simbol perjalanan menuju pencerahan.
7. Sempat Rusak karena Bom dan Bencana Alam
Borobudur tak luput dari bencana buatan dan alam:
- 21 Januari 1985, sembilan stupa dirusak akibat pemboman oleh ekstremis, yang dipimpin oleh Husein Ali Al Habsyie.
- 2006, gempa mengguncang wilayah Jawa Tengah, menyebabkan kerusakan ringan.
- Letusan Gunung Merapi 2010 menutupi candi dengan abu vulkanik setebal 2,5 cm.
UNESCO memberikan bantuan rehabilitasi sebesar US$3 juta untuk membersihkan dan memulihkan candi serta lingkungan sosialnya.
8. Relief dan Arca Asli Tersebar di Berbagai Museum Dunia
Karena sejarah panjang penjajahan dan pencurian, banyak artefak Borobudur tersebar ke luar negeri.
Beberapa museum yang menyimpan artefak asli:
- British Museum, London
- Tropenmuseum, Amsterdam
- Museum Nasional Bangkok
- Museum Nasional Indonesia, Jakarta
- Museum Karmawibhangga di kawasan Borobudur
Museum lain seperti Louvre (Paris) dan Museum Negara Malaysia memiliki replika atau artefak serupa untuk kepentingan edukasi dan pameran internasional.
9. Ukuran dan Struktur yang Mengagumkan
Borobudur memiliki panjang sisi 123 meter dan tinggi sekitar 35 meter (saat ini sekitar 33,5 meter karena bagian puncaknya hilang).
Struktur unik:
- Tersusun dari 10 tingkat, terdiri dari 6 teras berbentuk bujur sangkar dan 3 tingkat bundar di atasnya.
- Mewakili tiga tingkatan dunia dalam ajaran Buddha: Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Borobudur bukan hanya tempat ibadah, tetapi ensiklopedia batu yang mencerminkan filosofi kehidupan.
10. Menjadi Inspirasi Arsitektur Dunia
Borobudur sering dijadikan studi kasus oleh arsitek dan sejarawan dunia. Teknik pembangunan tanpa semen, sistem drainase tersembunyi, hingga kekuatan tahan bencana membuatnya menjadi rujukan konservasi dan arsitektur keberlanjutan.
Candi Borobudur bukan hanya kebanggaan Indonesia, tapi juga mahakarya arsitektur spiritual dunia.
Ia menyimpan nilai sejarah, budaya, agama, dan teknologi yang melintasi zaman dan tetap relevan hingga kini.
Menjaga Borobudur berarti menjaga wajah luhur peradaban Indonesia. Ia bukan sekadar batu yang bertumpuk, tetapi simbol pencerahan dan warisan dunia yang hidup.