Simak beragam fakta unik tentang platipus, mamalia tanpa gigi dan lambung yang dilengkapi dengan indra keenam, menunjukkan keunikan evolusinya.
Platipus, hewan unik yang berasal dari Australia, adalah salah satu makhluk paling aneh di dunia.
Dengan ciri-ciri fisik yang tampaknya berasal dari campuran berbagai hewan—paruh seperti bebek, ekor seperti berang-berang, dan tubuh yang berlapis bulu—platipus memiliki keunikan yang luar biasa.
Hewan ini terus memikat perhatian ilmuwan dan masyarakat umum karena sifat-sifatnya yang tak biasa. Berikut adalah tujuh fakta menarik tentang platipus yang mungkin belum banyak diketahui orang.
1. Memiliki Indra Keenam yang Menakjubkan

Salah satu keunikan paling luar biasa dari platipus adalah paruhnya, yang tidak hanya berfungsi sebagai alat makan tetapi juga sebagai “indra keenam.”
Paruh platipus dilengkapi dengan elektroreseptor dan mekanoreseptor, yang memungkinkannya mendeteksi aliran listrik dan gerakan di air.
Kemampuan ini sangat penting ketika platipus berburu mangsa seperti cacing, udang, dan hewan kecil lainnya di dasar sungai yang berlumpur.
Elektroreseptor pada paruh platipus bekerja dengan mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh kontraksi otot mangsa, sedangkan mekanoreseptor membantu platipus merasakan getaran dan gerakan di sekitarnya.
Kombinasi dari kedua kemampuan ini membuat platipus menjadi predator yang sangat efisien, bahkan dalam kondisi gelap atau keruh di habitat alami mereka.
Indra keenam ini memberi platipus keunggulan dalam berburu dan bertahan hidup di lingkungan air tawar yang kaya akan mangsa.
2. Mamalia yang Bertelur
Platipus merupakan salah satu dari sedikit mamalia yang bertelur, yang menjadikannya anggota dari kelompok mamalia yang dikenal sebagai monotremata. Meskipun bertelur, platipus tetap digolongkan sebagai mamalia karena ia memiliki kelenjar susu dan menyusui anak-anaknya.
Istilah “mamalia” sendiri berasal dari kata Latin “mamma,” yang berarti payudara, yang merujuk pada kemampuan hewan ini untuk menyusui keturunannya.
Proses reproduksi platipus cukup unik. Betina akan bertelur di sarangnya, yang biasanya terletak di lubang-lubang tanah yang tersembunyi di tepi sungai. Telur-telur tersebut diinkubasi oleh induk betina selama sekitar 10 hari sebelum menetas.
Anak platipus yang baru menetas sangat kecil dan tidak berkembang sempurna, sehingga mereka sangat bergantung pada susu ibu untuk bertahan hidup.
Uniknya, platipus tidak memiliki puting susu; susu dikeluarkan melalui pori-pori di kulit betina dan kemudian dijilat oleh anak-anaknya langsung dari bulu ibu mereka.
3. Platipus, Mamalia yang Beracun
Meskipun platipus terlihat lucu dan tidak berbahaya, hewan ini sebenarnya memiliki kemampuan beracun yang mengejutkan. Platipus jantan dilengkapi dengan taji atau duri beracun di pergelangan kaki belakangnya.
Racun ini terutama digunakan selama musim kawin, ketika jantan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pasangan. Racun tersebut cukup kuat untuk menyebabkan rasa sakit yang hebat pada manusia, meskipun tidak mematikan.
Racun platipus mengandung campuran protein unik yang dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri yang berlangsung lama.
Para ilmuwan percaya bahwa racun ini berfungsi sebagai senjata dalam perkelahian antar jantan, membantu mereka memenangkan dominasi dalam perebutan pasangan.
Meskipun tidak mematikan bagi manusia, racun platipus dapat memberikan peringatan yang jelas bahwa hewan ini tidak boleh dianggap remeh.
4. Tidak Memiliki Gigi dan Lambung

Salah satu fakta paling mengejutkan tentang platipus adalah bahwa mereka tidak memiliki gigi dan lambung. Ketika makan, platipus menelan makanan mereka—seperti cacing, udang, dan hewan kecil lainnya—bersamaan dengan batu-batu kecil.
Batu-batu ini berfungsi sebagai alat untuk menggiling makanan di dalam mulut mereka, menggantikan fungsi gigi.
Lebih aneh lagi, platipus juga tidak memiliki lambung. Mereka tidak memiliki kantung enzim pencernaan atau asam lambung untuk memecah makanan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Genome Biology menyebutkan bahwa beberapa gen yang terkait dengan fungsi pencernaan dan lambung telah hilang atau dinonaktifkan pada platipus.
Akibatnya, makanan yang ditelan platipus langsung masuk ke usus, di mana proses pencernaan yang lebih sederhana terjadi. Ini adalah salah satu adaptasi yang sangat tidak biasa di antara mamalia, menunjukkan betapa uniknya platipus dalam hal evolusi biologis.
5. Penampilan Platipus yang Unik Membuatnya Sempat Dikira Hewan Buatan
Ketika platipus pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan Eropa, banyak yang tidak percaya bahwa hewan ini benar-benar ada.
Penemuannya pertama kali dilaporkan oleh George Shaw pada akhir abad ke-18, yang awalnya mengira platipus adalah hewan buatan yang dijahit dari bagian tubuh beberapa hewan lain.
Dengan paruh seperti bebek, tubuh seperti berang-berang, dan ekor seperti muskrat, penampilan platipus memang tampak terlalu aneh untuk menjadi kenyataan.
Butuh waktu bagi komunitas ilmiah untuk menerima bahwa platipus adalah spesies nyata dan bukan hasil rekayasa.
Penemuan ini menunjukkan betapa luar biasanya keanekaragaman hayati di Australia, di mana banyak spesies unik dan endemik seperti platipus ditemukan. Hingga saat ini, platipus tetap menjadi salah satu hewan paling aneh dan menarik perhatian di dunia.
6. Susu Platipus Dapat Memerangi Superbugs
Salah satu penemuan ilmiah paling menarik tentang platipus adalah potensi medis yang tersembunyi dalam susu mereka.
Para ilmuwan menemukan bahwa susu platipus mengandung sifat antibakteri yang kuat, yang dapat membantu melawan resistensi antibiotik atau superbugs.
Resistensi antibiotik adalah masalah besar di dunia medis saat ini, dan penemuan ini membuka kemungkinan baru untuk mengembangkan obat-obatan yang lebih efektif.
Karena platipus tidak memiliki puting susu, mereka menghasilkan susu yang terbuka langsung ke lingkungan, yang berarti susu ini harus memiliki mekanisme perlindungan yang kuat terhadap bakteri.
Sifat antibakteri dalam susu platipus mungkin berkembang sebagai respon adaptif untuk melindungi anak-anak mereka dari infeksi.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami potensi penuh dari sifat-sifat ini dan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan dalam pengobatan manusia.
7. Memiliki 10 Kromosom Seks, Lebih Banyak dari Mamalia Lainnya

Fakta genetik yang luar biasa dari platipus adalah bahwa mereka memiliki lima pasang kromosom seks, atau total 10 kromosom seks.
Sebagai perbandingan, sebagian besar mamalia, termasuk manusia, hanya memiliki satu pasang kromosom seks (XX untuk betina dan XY untuk jantan).
Kromosom seks pada platipus juga menunjukkan beberapa kemiripan dengan kromosom seks yang ditemukan pada burung, yang menunjukkan kemungkinan adanya hubungan evolusi yang menarik.
Keberadaan lima pasang kromosom seks ini menunjukkan bahwa platipus memiliki sistem penentuan jenis kelamin yang jauh lebih kompleks dibandingkan dengan mamalia lainnya.
Penelitian lebih lanjut terhadap kromosom ini dapat memberikan wawasan penting tentang evolusi kromosom seks di berbagai kelompok hewan dan bagaimana sistem ini mempengaruhi perkembangan dan reproduksi.
Platipus adalah contoh luar biasa dari keanekaragaman hayati dan keunikan evolusi di dunia hewan. Dari indra keenam yang menakjubkan hingga kemampuan menghasilkan racun, dan bahkan potensi medis dalam susu mereka, platipus menunjukkan bahwa alam selalu penuh dengan kejutan.
Fakta bahwa hewan ini tidak memiliki gigi dan lambung, serta memiliki sepuluh kromosom seks, hanya menambah keanehan dan keajaiban yang membuat platipus menjadi salah satu hewan paling menarik di dunia.
Bagi para ilmuwan dan pecinta alam, platipus adalah simbol keajaiban alam yang tidak pernah berhenti untuk dipelajari dan dipahami.