Temukan fakta menarik tentang T-Rex, sang raja dinosaurus di zaman Cretaceous, dan jelajahi kehidupan predator terbesar yang pernah menguasai Bumi ini.
Tyrannosaurus Rex, atau lebih dikenal sebagai T-Rex, adalah salah satu dinosaurus paling ikonik yang pernah hidup di Bumi. Dengan tubuh besar dan gigi tajam, T-Rex menjadi predator puncak di zaman Cretaceous, sekitar 68 hingga 66 juta tahun yang lalu.
Kehadiran T-Rex dalam berbagai film dan literatur membuatnya sangat terkenal, tetapi ada banyak fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui tentang sang raja dinosaurus ini. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai kehidupan dan karakteristik T-Rex yang menakjubkan.
Fakta Menarik Tentang T-Rex Sang Raja Dinosaurus

1. Asal Usul Tyrannosaurus Rex
Tyrannosaurus Rex, atau T-rex, merupakan salah satu dinosaurus yang paling terkenal dan menakjubkan. Diperkirakan bahwa T-rex bermigrasi dari Asia ke Amerika Utara.
Sekitar 68 juta tahun yang lalu, terjadi penurunan permukaan laut yang signifikan, memungkinkan pembentukan jembatan darat Beringia.
Jembatan ini menghubungkan dua benua tersebut, memfasilitasi migrasi berbagai spesies dinosaurus, termasuk T-rex, yang kemudian menjadi bagian dari fauna invasif di Amerika Utara.
T-rex hidup pada akhir periode Kapur, yang berlangsung dari sekitar 145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu, dengan periode eksistensi spesies ini khususnya antara 67 dan 66 juta tahun yang lalu.
2. Ukuran dan Berat T-rex
T-rex dikenal sebagai salah satu dinosaurus karnivora terbesar yang pernah ada. Sue, spesimen T-rex terlengkap yang ditemukan, memiliki 90 persen tulangnya terawetkan dan saat ini disimpan di Field Museum of Natural History di Chicago.
Diperkirakan Sue memiliki panjang sekitar 12 meter dan tinggi 3.8 meter. Namun, perlu dicatat bahwa estimasi ini masih bersifat hipotetis karena ekor T-rex yang lengkap belum pernah ditemukan, sehingga ukuran pastinya masih menjadi subyek penelitian.
Berat T-rex dewasa, berdasarkan studi yang berbeda, bervariasi antara 6.925 hingga 10.450 kilogram. Studi terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Society of Vertebrate Paleontology pada tahun 2022 bahkan menyatakan bahwa berat T-rex dapat mencapai hingga 15.000 kilogram.
Variasi ini menunjukkan bahwa masih banyak yang bisa dipelajari tentang fisik dan kehidupan makhluk prasejarah ini.
3. Penemuan Pertama Tyrannosaurus Rex
Penemuan fosil Tyrannosaurus rex pertama merupakan tonggak penting dalam sejarah paleontologi.
Barnum Brown, seorang pemburu fosil terkemuka yang bekerja untuk American Museum of Natural History (AMNH) di New York City, berhasil menemukan fosil T. rex pertama di Hell Creek, Montana pada tahun 1902.
Dalam usahanya, Brown berkolaborasi dengan Richard Lull, seorang ahli paleontologi dari Universitas Yale.
Fosil yang ditemukan hanya sekitar 10 persen lengkap, namun cukup signifikan untuk dijadikan sebagai holotipe spesimen yang digunakan untuk memberi nama ilmiah dan mendeskripsikan spesies yang baru ditemukan ini.
Dalam rangka menjaga keamanan fosil yang sangat berharga ini, terutama di tengah kekhawatiran serangan udara selama Perang Dunia II, fosil tersebut dipindahkan ke Carnegie Museum of Natural History di Pittsburgh, di mana ia masih disimpan hingga saat ini.
Langkah ini diambil untuk melindungi fosil dari kemungkinan kerusakan jika Kota New York menjadi target serangan.
4. Diet Tyrannosaurus Rex
Mengenai diet T. rex, penelitian terhadap koprolit (kotoran yang membatu) telah memberikan wawasan penting. Analisis koprolit ini menunjukkan bahwa T. rex memakan dinosaurus ornithischia, yang termasuk dalam kelompok dinosaurus berparuh bebek dan Triceratops.
Temuan ini diperkuat oleh penelitian yang diterbitkan pada tahun 1996 di Journal of Vertebrate Paleontology, yang menemukan bekas gigitan T. rex pada tulang-tulang dari kedua jenis dinosaurus tersebut, memastikan bahwa mereka adalah bagian dari makanan T. rex.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa T. rex muda kemungkinan besar memangsa hewan yang lebih kecil, seperti mamalia seukuran musang, katak, dan ular, sebelum beralih ke mangsa yang lebih besar seiring dengan pertumbuhan mereka.
Evolusi diet ini menunjukkan adaptasi T. rex dalam memaksimalkan peluang mereka untuk bertahan hidup dari kecil hingga dewasa, memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia di lingkungan mereka.
5. Penemuan Pertama Tyrannosaurus Rex

Penemuan fosil Tyrannosaurus rex yang pertama dilakukan oleh Barnum Brown, seorang pemburu fosil terkenal yang bekerja untuk American Museum of Natural History (AMNH) di New York City. Pada tahun 1902, Brown menemukan fosil T. rex di Hell Creek, Montana.
Dalam ekspedisi ini, ia bekerja sama dengan Richard Lull, seorang ahli paleontologi dari Universitas Yale.
Fosil yang mereka temukan, meskipun hanya sekitar 10 persen lengkap, sangat penting karena menjadi holotipe—spesimen referensi untuk memberi nama ilmiah dan mendeskripsikan spesies yang baru ditemukan ini.
Kerangka tersebut awalnya disimpan di AMNH, tetapi selama Perang Dunia II, terdapat kekhawatiran serius bahwa Kota New York mungkin menjadi sasaran serangan bom.
Sebagai langkah pencegahan, fosil tersebut dipindahkan ke Museum Sejarah Alam Carnegie di Pittsburgh, di mana ia masih berada hingga hari ini. Penemuan ini menandai awal dari pemahaman ilmiah yang lebih mendalam tentang salah satu predator paling ikonik di planet ini.
6. Diet Tyrannosaurus Rex
Mengenai dietnya, Tyrannosaurus rex dikenal sebagai pemangsa yang mengintimidasi. Bukti koprolit, atau kotoran fosil, menunjukkan bahwa T. rex memangsa dinosaurus ornithischia, yang merupakan kelompok dinosaurus herbivora.
Penelitian yang diterbitkan pada tahun 1996 di Journal of Vertebrate Paleontology menyediakan bukti lebih lanjut mengenai diet predator ini, termasuk temuan bekas gigitan T. rex pada tulang-tulang dinosaurus berparuh bebek dan tulang Triceratops.
Selain itu, diperkirakan bahwa T. rex muda mungkin memiliki diet yang berbeda dibandingkan dengan dewasa. T-rex yang belum dewasa lebih cenderung memangsa hewan-hewan kecil seperti mamalia yang berukuran tidak lebih besar dari musang, katak, dan ular.
Seiring dengan bertumbuhnya ukuran mereka, T-rex muda mulai beralih ke mangsa yang lebih besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan energi dan kemampuan berburu mereka.
Kehidupan T-rex sebagai predator memang menunjukkan adaptasi dan strategi bertahan yang luar biasa, menjadikannya salah satu makhluk paling mendominasi di ekosistemnya.
7. Suara Tyrannosaurus Rex
Mengetahui suara auman Tyrannosaurus rex secara pasti adalah hal yang tidak mungkin, tetapi para peneliti memiliki beberapa petunjuk. Analisis struktur telinga bagian dalam dari fosil T-rex menunjukkan bahwa dinosaurus ini kemungkinan besar mendengar suara berfrekuensi rendah.
Hal ini memberikan indikasi bahwa T-rex mungkin juga mengeluarkan suara berfrekuensi rendah, seperti gemuruh atau getaran dalam, mirip dengan beberapa hewan besar modern seperti buaya dan gajah yang menggunakan suara frekuensi rendah untuk berkomunikasi jarak jauh.
8. Kepunahan Tyrannosaurus Rex
Sekitar 66 juta tahun yang lalu, Bumi mengalami bencana dahsyat ketika sebuah asteroid dengan diameter sekitar 6,4 kilometer menghantam planet ini.
Dampak dari tumbukan ini tidak hanya menyebabkan kematian langsung bagi banyak makhluk hidup tetapi juga memicu serangkaian peristiwa yang menghancurkan ekosistem global.
Kebakaran besar, hujan asam, dan musim dingin berkepanjangan yang disebabkan oleh debu dan puing-puing yang menutupi atmosfer, menghalangi sinar matahari, dan merusak rantai makanan.
Kondisi ini mengakibatkan kepunahan massal yang menghapuskan sekitar 75% spesies di Bumi, termasuk semua dinosaurus non-unggas seperti T-rex.
9. Kecepatan Gerak Tyrannosaurus Rex

Tyrannosaurus rex memang dikenal sebagai predator ganas, namun tidak secepat yang sering digambarkan dalam budaya populer.
Sebuah studi pada tahun 2021 yang mempertimbangkan gerakan ekor berayun dari T-rex menemukan bahwa kecepatan berjalan dinosaurus ini hanya sekitar 5 km/jam, setara dengan kecepatan berjalan manusia pada umumnya.
John Hutchinson, seorang profesor biomekanik evolusi di The Royal Veterinary College di Inggris, yang telah banyak mempelajari kecepatan T-rex, menyebutkan bahwa studi tersebut hanya memperhitungkan pergerakan ekor ke atas dan ke bawah, bukan dari sisi ke sisi.
Hutchinson menyatakan bahwa T-rex mungkin mampu berlari dan mencapai kecepatan antara 16 hingga 40 km/jam, tetapi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk konfirmasi.
Kemampuan gerak yang lebih lambat ini tidak berarti T-rex kurang mematikan; sebaliknya, dengan tubuh besar dan rahang kuat, T-rex mungkin lebih mengandalkan kekuatan dan ketahanan daripada kecepatan untuk menangkap mangsanya.
T-Rex tidak hanya menjadi simbol kekuatan dan keganasan di zaman dinosaurus, tetapi juga merupakan subjek penting dalam penelitian paleontologi.
Penemuan-penemuan terbaru terus mengungkapkan lebih banyak informasi tentang perilaku, habitat, dan anatomi dari makhluk luar biasa ini.
Semoga fakta-fakta menarik tentang T-Rex ini menambah wawasan dan apresiasi Anda terhadap sejarah kehidupan di Bumi jutaan tahun yang lalu.