5 Fakta Mengejutkan tentang Alam Semesta yang Membingungkan Ilmuwan

5 Fakta Mengejutkan tentang Alam Semesta yang Membingungkan Ilmuwan
Foto: Rawpixel/Envato Elements

Temukan lima fakta mengejutkan tentang alam semesta yang terus membingungkan ilmuwan dan memicu rasa heran akan keajaiban kosmos.

Alam semesta selalu menjadi sumber rasa ingin tahu dan misteri bagi umat manusia. Dari galaksi-galaksi yang jauh hingga partikel terkecil, setiap elemen alam semesta mengandung fakta-fakta yang menakjubkan dan seringkali membingungkan para ilmuwan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lima fakta mengejutkan tentang alam semesta yang terus memicu rasa heran dan ketakjuban.

Fakta-fakta ini tidak hanya menunjukkan betapa luas dan kompleksnya alam semesta, tetapi juga mengingatkan kita bahwa masih banyak yang belum kita ketahui.

Fakta-Fakta Menakjubkan Tentang Alam Semesta

1. Materi dan Energi Gelap yang Dominasi yang Tak Terlihat

Materi dan Energi Gelap yang Dominasi yang Tak Terlihat
Foto: Hon_Hon_Zaza/Envato Elements

Salah satu penemuan paling menggemparkan dalam astronomi modern adalah bahwa komponen yang kita kenal dan pahami seperti atom yang membentuk manusia, bintang, dan galaks hanya mencakup sekitar 4,9% dari total massa dan energi alam semesta.

Sisanya, yang mencakup sekitar 95%, terdiri dari materi gelap dan energi gelap yang masih misterius.

Materi gelap, yang membuat sekitar 26,8% dari alam semesta, tidak dapat dideteksi secara langsung melalui teleskop karena tidak memancarkan, menyerap, atau memantulkan cahaya. Kehadirannya hanya diketahui melalui efek gravitasi yang kuat pada galaksi dan kluster galaksi.

Sementara itu, energi gelap, yang lebih mendominasi dengan proporsi sekitar 68,3%, adalah kekuatan yang misterius di balik perluasan akseleratif dari alam semesta. Sifat sebenarnya dari kedua entitas ini masih merupakan misteri terbesar dalam kosmologi modern.

2. Lubang Hitam Supermasif di Pusat Galaksi

Penemuan lain yang tidak kalah menakjubkan adalah keberadaan lubang hitam supermasif di pusat hampir setiap galaksi besar, termasuk galaksi kita, Bima Sakti.

Lubang hitam ini memiliki massa yang bisa mencapai miliaran kali massa Matahari. Fenomena ini pertama kali diperhatikan melalui studi tentang quasar yang ditemukan pada tahun 1963.

Quasar adalah objek sangat terang yang memancarkan energi lebih dari 100 kali lipat dari galaksi normal, energi ini berasal dari materi yang super panas saat jatuh ke dalam lubang hitam.

Dengan pengamatan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble di tahun 1990-an, diperkirakan bahwa lubang hitam supermasif bukanlah fenomena yang langka.

Meskipun banyak dari lubang hitam ini tampak “mati” karena kurangnya materi di sekitarnya untuk “dimakan,” mereka tetap menjadi bagian penting dari dinamika galaksi.

3. Energi Gelap dan Gravitasi Tolak-Menolak & Mempercepat Ekspansi Alam Semesta

Energi Gelap dan Gravitasi Tolak-Menolak & Mempercepat Ekspansi Alam Semesta
Foto: Hon_Hon_Zaza/Envato Elements

Alam semesta terus mengembang sejak awal terbentuknya melalui Big Bang, sebuah ledakan besar yang menciptakan segala sesuatu yang kita kenal.

Setelah kejadian ini, galaksi-galaksi mulai menjauh satu sama lain, bergerak terus seperti serpihan-serpihan yang terhambur di ruang kosmik.

Gaya gravitasi yang telah lama kita kenal berperan sebagai “perekat” yang menjaga galaksi dan struktur lainnya agar tetap dalam kelompok-kelompok gravitasi.

Namun, penemuan mengejutkan muncul pada tahun 1998 ketika para astronom, melalui pengamatan mereka terhadap supernova tipe Ia, menemukan bahwa laju ekspansi alam semesta tidak hanya terus berlangsung, tapi juga semakin mempercepat.

Fenomena ini bertentangan dengan pemahaman sebelumnya bahwa gravitasi akan memperlambat ekspansi tersebut seiring waktu.

Untuk menjelaskan percepatan yang tidak terduga ini, para ilmuwan mengajukan konsep baru yang disebut energi gelap. Energi gelap dihipotesiskan sebagai bentuk energi yang mengisi ruang kosmik dan memiliki sifat yang sangat tidak biasa: gravitasi tolak-menolak.

Berbeda dengan gravitasi yang kita kenal, yang menarik objek satu sama lain, gravitasi tolak-menolak dari energi gelap justru mendorong objek menjauh satu sama lain.

4. Variabilitas Sistem Planetar

Penemuan ribuan planet di luar tata surya kita secara tepat lebih dari 3.500 planet telah dikonfirmasi hingga saat ini telah memberikan wawasan baru yang mencengangkan tentang keragaman sistem planetar.

Banyak dari sistem-sistem ini menunjukkan karakteristik yang secara signifikan berbeda dari struktur sistem tata surya kita.

Salah satu fenomena yang mengejutkan adalah keberadaan sistem planet yang sangat kompak, di mana seluruh planet dalam sistem tersebut mengorbit lebih dekat ke bintang induk mereka daripada jarak antara Merkurius dan Matahari.

Ini menunjukkan suatu skema orbit yang jauh lebih padat dan berpotensi interaktif daripada yang kita lihat di lingkungan kita sendiri.

Selain itu, ada sistem dengan planet yang memiliki orbit sangat elips, mirip dengan orbit komet yang kita kenal, yang sangat berbeda dengan orbit bulat hampir sempurna yang ditempuh oleh planet-planet dalam tata surya kita.

Ada juga kasus di mana planet mengorbit bintangnya secara retrograde, atau dengan kata lain, mengorbit dengan arah yang berlawanan dengan rotasi bintang tersebut, yang bertentangan dengan model formasi planet yang umum dipahami, di mana planet-planet terbentuk dari disk gas dan debu yang berotasi searah.

Penemuan-penemuan ini mempertanyakan banyak asumsi dasar tentang formasi dan evolusi sistem planet dan masih terus menjadi subjek penyelidikan yang intensif di kalangan astronom.

5. Pertanyaan tentang Eksistensi Kehidupan Lain

Pertanyaan tentang Eksistensi Kehidupan Lain
Foto: One Inchpunch Photos/Envato Elements

Mengingat jumlah bintang di alam semesta yang diperkirakan mencapai sekitar 100 sextillion (100,000,000,000,000,000,000,000), dan dengan probabilitas bahwa planet lebih banyak daripada bintang, spekulasi tentang kehidupan di luar Bumi tetap menjadi topik yang sangat menarik dan debatable.

Hingga saat ini, Bumi adalah satu-satunya tempat di alam semesta yang diketahui memiliki kehidupan.

Meskipun pencarian terus-menerus untuk sinyal-sinyal cerdas dari peradaban lain, belum ada bukti konkret yang menunjukkan keberadaan kehidupan di planet lain.

Argumen yang sering muncul adalah bahwa, mengingat kompleksitas langkah-langkah evolusi dari sel tunggal ke organisme kompleks yang memakan waktu sekitar tiga miliar tahun di Bumi, proses serupa mungkin sama langkanya atau bahkan lebih langka di tempat lain.

Lebih jauh, kemungkinan bahwa peradaban teknologi bisa jadi sangat langka atau memiliki umur yang sangat pendek, berarti manusia mungkin hanya belum bertepatan waktunya atau posisinya untuk mendeteksi peradaban lain. Selain itu, peradaban yang ada bisa saja berada terlalu jauh untuk teknologi deteksi kita saat ini.

Penemuan-penemuan ini menggarisbawahi betapa sedikitnya pemahaman kita tentang alam semesta yang luas ini. Setiap fakta mengejutkan membuka lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, mendorong para ilmuwan untuk terus menjelajahi dan meneliti lebih dalam.

Melalui upaya berkelanjutan dalam penelitian dan penemuan, kita berharap dapat mengungkap lebih banyak rahasia alam semesta yang memukau ini. Hingga saat itu, kita dapat terus menikmati keajaiban dan misteri yang ditawarkan oleh alam semesta yang tiada batas.

Share it:

Tags

Related Articles