Bukan Sekadar Legenda, 7 Fakta Kapal Van der Wijck yang Tenggelam di Lamongan

Bukan Sekadar Legenda, 7 Fakta Kapal Van der Wijck yang Tenggelam di Lamongan
Foto: Saoirse2010/Envato Elements

Temukan berbagai fakta menarik tentang tenggelamnya kapal Van der Wijck di Lamongan pada tahun 1936, sebuah peristiwa yang bukan sekadar legenda.

Peristiwa tenggelamnya kapal Van der Wijck di perairan Lamongan pada tahun 1936 telah menjadi bagian penting dari sejarah maritim Indonesia. Tragedi ini tidak hanya menyisakan kisah pilu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi karya sastra dan film.

Kapal yang megah pada masanya ini kini menjadi simbol dari sebuah tragedi yang menyentuh banyak hati.

Artikel ini akan mengungkapkan 7 fakta menarik tentang tenggelamnya kapal Van der Wijck, memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang peristiwa yang bukan sekadar legenda ini.

Fakta Kapal Van der Wijck yang Tenggelam di Perairan Lamongan

1. Sejarah Nama dan Deskripsi Teknis Kapal Van der Wijck

Sejarah Nama dan Deskripsi Teknis Kapal Van der Wijck
Foto: Tampatra/Envato Elements

Kapal uap yang dinamakan Van der Wijck mengambil nama dari Jonkheer Carel Herman Aart Van Der Wijck, yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda dari tahun 1839 sampai 1899.

Lahir di Ambon tanggal 29 Maret 1840 dan meninggal pada tanggal 8 Juli 1914 di Baarn, Carel Herman merupakan figur kunci dalam era kolonial Belanda.

Beliau terkenal karena keterlibatannya dalam “Penaklukan Lombok” yang dipimpin oleh Ratu Emma van Waldeck-Pymont.

Dengan reputasi sebagai “Titanic dari Indonesia,” kapal Van der Wijck adalah kapal penumpang yang megah dengan panjang 97,5 meter, lebar 13,4 meter, dan tinggi 8,5 meter.

Kapal ini terbagi menjadi tiga kelas penumpang, dengan kelas satu mampu menampung 60 orang, kelas dua 34 orang, dan dek terbuka untuk hingga 999 orang.

2. Proses Pembuatan dan Karir Operasional Kapal

Kapal uap Van der Wijck dibangun pada tahun 1921 oleh perusahaan Maatschappij Fijenoord di Rotterdam, dan dimiliki oleh Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM).

Kapal ini memulai pelayarannya dari Feyenoord, Rotterdam ke Indonesia, dan melayani rute di perairan Hindia Belanda sebelum akhirnya menjadi bagian dari Pelni, perusahaan pelayaran nasional Indonesia.

Kapten kapal, B.C. Akkerman, adalah navigator berpengalaman dengan lebih dari 25 tahun pengalaman. Selain mengangkut penumpang, kapal juga membawa muatan kayu besi yang direncanakan untuk diproses di pelabuhan Tanjung Priok dan kemudian di ekspor ke Afrika.

3. Insiden Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Kapal Van Der Wijck bertemu dengan nasib tragis ketika tenggelam di perairan Lamongan, Jawa Timur, sekitar 12 mil dari Pantai Brondong pada 20 Oktober 1936. Berangkat dari Bali menuju Semarang dengan rencana berhenti di Surabaya, kapal mengalami kecelakaan fatal.

Diketahui membawa 150 ton besi dan lima konsedor berat masing-masing 3 ton, kejadian ini mengakibatkan 153 penumpang selamat, 58 meninggal, dan 42 lainnya hilang, menurut laporan de Telegraaf tertanggal 22 Oktober 1936.

Namun, pencatatan korban dianggap tidak tepat dengan perkiraan total orang di kapal sekitar 250. Terdapat 187 warga pribumi dan 39 warga Eropa di kapal saat itu, serta seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, lima pembantu, dan 80 ABK pribumi.

4. Proses Tenggelam dan Upaya Penyelamatan

Proses Tenggelam dan Upaya Penyelamatan
Foto: Buyung Sutan Muhlis/Facebook

Menurut laporan The Queenslander yang terbit pada 22 Oktober 1936, kapal Van Der Wijck miring secara tiba-tiba saat berada 64 kilometer barat daya Surabaya, dan dalam waktu hanya enam menit, kapal tersebut telah tenggelam sepenuhnya.

Proses evakuasi menjadi sorotan, melibatkan berbagai pihak mulai dari nelayan lokal, pilot pesawat, hingga kapal Angkatan Laut Belanda.

Pemerintah Hindia Belanda bahkan mengerahkan delapan pesawat udara Dornier dalam upaya penyelamatan, bersama dengan kapal bantuan dan perahu nelayan yang turut serta dalam operasi tersebut.

Meskipun upaya penyelamatan ini cukup besar, sayangnya masih banyak korban yang tidak dapat diselamatkan, dengan total 75 penumpang dinyatakan hilang. Secara mengejutkan, Kapten Akkerman, nahkoda kapal, berhasil selamat dari insiden mengerikan ini.

5. Monumen Van der Wijk di TPI Brondong

Untuk mengenang keberanian dan bantuan warga pesisir Pantai Brondong dalam upaya penyelamatan penumpang Kapal Van der Wijck yang tenggelam, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Monumen Van der Wijck.

Monumen ini berlokasi strategis dekat dengan jalan raya yang mengarah ke pelabuhan TPI Brondong serta jalan raya pantai utara, tidak jauh dari kawasan Wisata Bahari Lamongan.

Bangunan monumen ini memiliki bentuk yang menyerupai pos pemantau dan berdiri setinggi 15 meter dengan warna dominan kuning dan biru.

Terdapat dua prasasti yang terpasang pada dinding barat dan timur monumen, terbuat dari pelat besi dengan inskripsi dalam bahasa Belanda dan Indonesia, sebagai penghargaan atas keramahan dan keberanian warga lokal.

6. Lokasi Tenggelamnya Kapal Van der Wijck Dikenal Angker

Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur, melakukan eksplorasi lanjutan di lokasi tenggelamnya Kapal Van der Wijck, yang berakhir pada tanggal 17 Oktober 2021.

Faizin, seorang nelayan berusia 48 tahun dari Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Lamongan, yang terlibat dalam eksplorasi tersebut, mengungkapkan bahwa lokasi tersebut dikenal angker dan menimbulkan ketakutan di kalangan warga setempat.

Menurutnya, banyak fenomena aneh yang terjadi di area tersebut, membuat warga enggan dan takut untuk menyelam atau memancing di sekitar lokasi.

Faizin sendiri mengalami kejadian aneh saat melihat ikan barakuda yang terbelah tanpa ekor, yang menambah rasa takutnya untuk kembali menyelam di area tersebut.

7. Temuan Bawah Laut di Lokasi Tenggelamnya Kapal

Temuan Bawah Laut di Lokasi Tenggelamnya Kapal
Foto: Ativonmi/X

Dalam eksplorasi bawah laut, Faizin dan timnya berhasil mengabadikan beberapa foto dari bangkai kapal.

Meskipun belum dapat mengidentifikasi secara pasti perabotan atau barang-barang yang ada di dalam kapal, mereka melihat beberapa peti yang terlihat jelas di antara puing-puing.

Bagian-bagian kapal yang masih terlihat jelas memiliki panjang sekitar 125 meter dan lebar diperkirakan 20 meter. Bangkai kapal yang terbuat dari besi sebagian besar sudah tertutup oleh terumbu karang, yang menunjukkan bahwa kapal telah lama terendam di bawah air.

Informasi ini memberikan gambaran baru tentang kondisi kapal yang karam dan misteri yang masih menyelimutinya.

Mengungkap 7 fakta tentang tenggelamnya kapal Van der Wijck memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang tragedi yang pernah terjadi di perairan Lamongan.

Kisah ini bukan hanya sekadar legenda, tetapi juga bagian dari sejarah maritim Indonesia yang penuh dengan pelajaran dan hikmah.

Semoga informasi ini menambah wawasan Anda dan menginspirasi untuk lebih menghargai serta mempelajari sejarah bangsa kita.

Ajaklah teman dan keluarga untuk mengenang peristiwa ini dan menjaga cerita-cerita bersejarah agar tetap hidup dalam ingatan kita. Teruslah mengeksplorasi sejarah untuk memahami masa lalu dan menghargai masa kini.

Share it:

Tags

Related Articles