7 Fakta Menarik Kerbau Afrika yang Tidak Takut Menyerang Singa

Fakta Menarik Kerbau Afrika yang Tidak Takut Menyerang Singa
Foto: Ray Rui/Unsplash

Temukan berbagai fakta menarik tentang kerbau Afrika, hewan tangguh yang dikenal dengan keberaniannya tidak takut menyerang singa

Kerbau Afrika (Syncerus caffer) adalah salah satu hewan yang paling tangguh dan berbahaya di benua Afrika. Dengan tubuh yang besar dan sifatnya yang tak terduga, kerbau ini sering dianggap sebagai salah satu hewan yang paling mematikan di Afrika.

Namun, di balik sifatnya yang agresif, Kerbau Afrika memiliki banyak keunikan yang membuatnya menjadi salah satu spesies yang menarik untuk dipelajari. Berikut adalah tujuh fakta menarik tentang Kerbau Afrika yang menunjukkan betapa luar biasanya hewan ini.

1. Wilayah Penyebaran Kerbau Afrika

Kerbau Afrika dapat ditemukan di berbagai wilayah di sub-Sahara Afrika. Mereka biasanya hidup di rawa-rawa, dataran banjir, padang rumput mopane, dan hutan di pegunungan besar Afrika.

Habitat favorit mereka adalah area dengan tutupan lebat seperti alang-alang dan semak belukar. Namun, Kerbau Afrika juga bisa ditemukan di hutan terbuka, sabana, dan hutan hujan dataran rendah yang lembap.

Salah satu alasan mengapa Kerbau Afrika tersebar di berbagai habitat adalah ketergantungan mereka pada sumber air. Mereka membutuhkan air setiap hari untuk bertahan hidup, sehingga mereka selalu memilih habitat yang dekat dengan sumber air yang cukup.

Hal ini juga menjelaskan mengapa mereka sering terlihat di sekitar rawa-rawa dan dataran banjir, di mana air tersedia secara melimpah sepanjang tahun.

2. Kerbau Afrika: Hewan yang Sangat Sosial

Kerbau Afrika
Foto: Ray Rui/Unsplash

Kerbau Afrika adalah hewan yang sangat sosial dan menghabiskan sebagian besar waktunya dalam kawanan yang berjumlah antara 50 hingga 500 anggota. Menurut National Geographic, selama musim hujan di Serengeti, jumlah mereka bahkan bisa mencapai ribuan.

Hidup dalam kelompok besar memberikan banyak keuntungan bagi Kerbau Afrika, terutama dalam menghadapi pemangsa seperti singa, macan tutul, hyena, dan anjing liar Afrika.

Kelompok besar ini memberikan perlindungan ekstra karena lebih sulit bagi pemangsa untuk menyerang atau memisahkan individu dari kawanan yang besar.

Namun, meskipun kebanyakan Kerbau Afrika hidup dalam kelompok besar, jantan dewasa sering kali membentuk kelompok yang lebih kecil atau bahkan hidup sendiri. Anak-anak kerbau, di sisi lain, sangat bergantung pada induknya selama sekitar satu tahun pertama kehidupannya.

3. Kerbau Afrika Harus Meminum 40 Liter Air Setiap Hari

Kerbau Afrika memiliki kebutuhan air yang sangat tinggi. Mereka harus minum sekitar 40 liter air setiap hari untuk menjaga sistem pencernaan mereka agar berfungsi dengan baik.

Kerbau Afrika memiliki perut empat bilik, yang memungkinkan mereka mencerna berbagai jenis vegetasi, termasuk rumput yang keras dan tanaman lain yang sulit dicerna oleh hewan lain.

Selain itu, air juga penting untuk memastikan mereka memiliki cukup air liur untuk menelan dan memuntahkan makanan yang akan dikunyah kembali.

Proses ini dikenal sebagai ruminasi, di mana makanan yang telah dikonsumsi diurai kembali untuk mendapatkan nutrisi yang lebih banyak. Ketergantungan mereka pada air menjelaskan mengapa Kerbau Afrika selalu tinggal dekat dengan sumber air yang dapat diandalkan.

4. Seberapa Berbahaya Kerbau Afrika?

Seberapa Berbahaya Kerbau Afrika
Foto: Chris Stenger/Unsplash

Kerbau Afrika adalah salah satu hewan paling berbahaya di Afrika. Mereka memiliki perilaku yang tidak bisa diprediksi dan dikenal karena serangannya yang mematikan terhadap manusia dan pemangsa lainnya.

Kerbau ini terkenal suka menyerang pemburu yang mencoba mendekati mereka, dan tidak jarang pemburu menjadi korban dari keganasan mereka. Sama seperti kuda nil, Kerbau Afrika bertanggung jawab atas sejumlah kematian manusia setiap tahunnya di Afrika.

Selain itu, Kerbau Afrika juga tidak ragu untuk menghadapi singa, yang dikenal sebagai pemangsa puncak di Afrika.

Meskipun singa biasanya memburu Kerbau Afrika, terutama individu yang lemah atau muda, sering kali singa menjadi korban dari serangan balasan kawanan kerbau.

Kerbau Afrika bekerja sama untuk melindungi anggotanya dari serangan singa, dan tidak jarang singa harus mundur atau bahkan terbunuh dalam upaya mereka.

5. Penglihatan dan Pendengaran yang Kurang Tajam

Meskipun Kerbau Afrika dikenal sebagai hewan yang kuat dan tangguh, mereka memiliki kelemahan dalam hal penglihatan dan pendengaran. Kedua indera ini tidak begitu tajam, yang membuat mereka lebih bergantung pada indera penciuman mereka yang sangat baik.

Dengan penciuman yang kuat, Kerbau Afrika dapat mendeteksi bahaya dan menghindari pemangsa yang mungkin mendekat.

Kerbau Afrika juga memiliki kesulitan dalam mengatur suhu tubuh mereka, yang menyebabkan mereka lebih aktif makan di malam hari ketika suhu lebih dingin.

Selain itu, meskipun mereka tidak banyak berkomunikasi satu sama lain, saat musim kawin mereka kadang-kadang mengeluarkan suara serak dan dengusan untuk berkomunikasi dengan sesama anggota kawanan.

6. Hubungan Simbiotis dengan Burung

Hubungan Simbiotis dengan Burung
Foto: Harshil Gudka/Unsplash

Kerbau Afrika memiliki hubungan simbiosis mutualisme yang menarik dengan burung-burung kecil, terutama burung Oxpecker.

Burung-burung ini sering terlihat duduk di punggung Kerbau Afrika, memakan parasit seperti kutu dan caplak yang ada di kulit kerbau.

Bagi Kerbau Afrika, keberadaan burung-burung ini sangat membantu karena parasit tersebut dapat menghisap darah dan melemahkan mereka. Sementara itu, burung Oxpecker mendapatkan makanan dari parasit yang mereka ambil dari tubuh Kerbau Afrika.

Hubungan ini menguntungkan kedua belah pihak, di mana kerbau mendapatkan kebersihan dan kesehatan yang lebih baik, sedangkan burung mendapatkan sumber makanan yang stabil.

Selain itu, Kerbau Afrika sering kali melumuri tubuhnya dengan lumpur untuk melindungi kulitnya dari gigitan serangga dan mengurangi suhu tubuh mereka.

7. Sistem Perkawinan Kerbau Afrika

Sistem perkawinan Kerbau Afrika cukup unik. Mereka menerapkan sistem poligami, di mana baik jantan maupun betina dapat memiliki beberapa pasangan.

Musim kawin biasanya terjadi selama musim hujan, ketika kondisi lingkungan lebih mendukung untuk kelahiran dan pertumbuhan anak-anak kerbau.

Dalam kawanan, jantan yang dominan biasanya menjaga betina yang sudah siap untuk kawin dengan menjauhkan jantan lainnya.

Namun, karena betina menarik perhatian banyak jantan, menjaga betina yang siap kawin bukanlah tugas yang mudah. Masa kehamilan betina berlangsung selama sekitar 11,5 bulan, dan biasanya hanya melahirkan satu anak kerbau.

Setelah lahir, anak kerbau disembunyikan di dalam vegetasi lebat selama beberapa minggu pertama untuk melindunginya dari pemangsa.

Ibu kerbau sangat protektif terhadap anaknya dan akan melakukan apa pun untuk memastikan keselamatan anaknya, termasuk menghadapi pemangsa yang mengancam.

Kerbau Afrika adalah hewan yang luar biasa dengan banyak karakteristik unik yang membuatnya berbeda dari hewan lain di Afrika.

Dari kebutuhan air yang tinggi hingga perilaku sosial yang kompleks, Kerbau Afrika menunjukkan bagaimana adaptasi dan kearifan evolusi telah membantu mereka bertahan hidup di lingkungan yang keras.

Namun, di balik kekuatan dan ketangguhan mereka, Kerbau Afrika juga merupakan hewan yang memegang peran penting dalam ekosistem Afrika dan memiliki hubungan yang saling menguntungkan dengan spesies lain di sekitarnya.

Menghormati dan memahami keunikan mereka adalah langkah penting dalam melestarikan salah satu makhluk paling ikonik di Afrika ini.

Share it:

Tags

Related Articles