5 Fakta Menarik Gunung Kilimanjaro, Gunung Tertinggi dan Terunik di Afrika

5 Fakta Menarik Gunung Kilimanjaro, Gunung Tertinggi dan Terunik di Afrika
Foto: Squirrel_Photos/Pixabay

Temukan lima fakta menarik tentang Gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi dan terunik di Afrika, yang memukau dengan keindahan serta keanekaragaman ekosistemnya.

Gunung Kilimanjaro, yang menjulang setinggi 5.895 meter di atas permukaan laut, adalah salah satu keajaiban alam paling menakjubkan di dunia.

Terletak di Tanzania, Afrika Timur, gunung ini tidak hanya dikenal sebagai gunung tertinggi di benua Afrika, tetapi juga memiliki sejumlah fakta unik dan menarik yang membuatnya istimewa.

Dari keanekaragaman ekosistemnya hingga sejarah geologisnya, berikut ini adalah lima fakta menarik tentang Gunung Kilimanjaro yang mungkin belum Anda ketahui.

Fakta Tentang Gunung Kilimanjaro yang Terkenal dengan Cuaca Ekstrim

1. Memiliki Tiga Puncak Menakjubkan

Memiliki Tiga Puncak Menakjubkan
Foto: Otis Wolbach/Unsplash

Gunung Kilimanjaro, terletak di Tanzania, adalah gunung terbesar di Afrika dan memiliki tiga puncak vulkanik yang menonjol: Kibo, Mawenzi, dan Shira. Kibo adalah puncak tertinggi di antara ketiganya dan menjadi simbol kenamaan Kilimanjaro.

Puncak Kibo, dikenal juga dengan nama Uhuru Peak, adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia di mana bisa ditemukan gletser dekat khatulistiwa.

Meskipun Kibo tidak aktif, ada prediksi ilmiah yang menyatakan bahwa puncak ini berpotensi untuk meletus lagi, dengan erupsi terakhirnya terjadi sekitar 360 ribu tahun yang lalu.

Sementara itu, Mawenzi dan Shira adalah puncak-puncak yang lebih tua dan telah mengalami erosi signifikan seiring waktu.

2. Fenomena Salju di Puncak Kilimanjaro

Salah satu ciri khas Gunung Kilimanjaro adalah puncaknya yang tertutup salju. Menurut data dari World Wildlife Fund, lapisan salju di puncak gunung ini telah mengalami penurunan sebesar 80 persen sejak tahun 1912.

Perubahan iklim global menjadi faktor utama yang mempengaruhi pencairan salju ini. Ilmuwan memperkirakan bahwa salju di puncak Kilimanjaro dapat menghilang sepenuhnya dalam waktu 20 tahun mendatang jika tren pencairan ini berlanjut.

Kehilangan lapisan es ini tidak hanya mengubah pemandangan ikonik dari Kilimanjaro tetapi juga mempengaruhi ekosistem lokal serta sumber air yang bergantung pada aliran es dan salju dari puncak gunung.

3. Keanekaragaman Ekosistem Gunung Kilimanjaro

Gunung Kilimanjaro, terletak di Tanzania, merupakan rumah bagi salah satu ekosistem paling beragam di dunia.

Dikenal dengan kekayaan biologisnya yang menakjubkan, gunung ini menyajikan zona ekologi yang bervariasi mulai dari hutan lebat di kaki gunung hingga ekosistem yang lebih ekstrem di ketinggian yang lebih tinggi.

Mendaki gunung ini seringkali diibaratkan dengan perjalanan dari ekuator menuju kutub dalam hal perubahan vegetasi dan kondisi iklim.

Di ketinggian lebih rendah, terdapat hutan tropis yang luas, berubah menjadi padang rumput dan tanah tegalan saat mencapai ketinggian yang lebih tinggi.

Lebih lanjut ke atas, zona ini berubah menjadi gurun pegunungan, sering disebut sebagai ‘gurun Alpine’, yang akhirnya berpuncak pada kondisi mirip Arktik di puncak tertinggi.

4. Taman Nasional Kilimanjaro

Taman Nasional Kilimanjaro
Foto: Squirrel_Photos/Pixabay

Pada tahun 1973, sebagai upaya untuk melindungi keanekaragaman biologis yang unik ini, Gunung Kilimanjaro bersama dengan enam wilayah hutan di kaki gunungnya diresmikan menjadi Taman Nasional Kilimanjaro.

Pembentukan taman nasional ini bertujuan untuk konservasi habitat alami, flora, dan fauna yang berada di dalamnya. Selain itu, taman ini juga bertujuan untuk memastikan keberlanjutan sumber daya alam yang berharga ini untuk generasi mendatang.

Konservasi di Taman Nasional Kilimanjaro juga memainkan peran penting dalam penelitian lingkungan, pendidikan ekologi, dan pengembangan pariwisata berkelanjutan, yang semuanya membantu mendukung ekonomi lokal sekaligus memelihara kekayaan alam.

5. Sejarah Pendakian Pertama Gunung Kilimanjaro

Pendakian pertama yang berhasil ke puncak Gunung Kilimanjaro tercatat pada tahun 1889. Hans Meyer, seorang geografer Jerman, dan Ludwig Purtscheller, seorang pemandu gunung Austria, adalah duo yang berhasil mencapai puncak Uhuru di Kibo, puncak tertinggi di gunung tersebut.

Keberhasilan ini membuka jalan bagi Kilimanjaro menjadi salah satu destinasi pendakian yang paling populer di dunia. Setiap tahun, puluhan ribu pendaki, baik penduduk lokal maupun turis internasional, tertarik untuk menaklukkan gunung ini.

Meskipun pendakian dianggap dapat diakses oleh berbagai level pengalaman, penting untuk mengakui risiko kesehatan yang ada seperti phobia ketinggian, hipotermia, dan penyakit ketinggian yang bisa membahayakan jika tidak dipersiapkan dengan baik.

6. Gletser Kilimanjaro

Gletser Kilimanjaro
Foto: Hu Chen/Unsplash

Gunung Kilimanjaro juga terkenal dengan gletser-gletsernya yang bersejarah. Gletser di puncak Kibo diperkirakan telah ada selama sekitar 11.700 tahun.

Pada akhir abad ke-19, gletser ini masih menutupi puncak Kibo secara signifikan, menawarkan pemandangan yang sangat spektakuler dan unik di garis khatulistiwa. Namun, sejak itu, gletser-gletser ini mengalami pencairan yang drastis.

Perubahan iklim telah berkontribusi besar terhadap penurunan volume es ini, dengan prediksi yang menyatakan bahwa gletser di Kilimanjaro bisa sepenuhnya menghilang pada tahun 2050.

Kehilangan gletser ini tidak hanya merubah estetika dan ekologi gunung tersebut, tetapi juga mengancam sumber air bagi komunitas yang bergantung pada aliran air leleh dari gunung.

Dengan segala keindahan dan keunikan yang dimilikinya, Gunung Kilimanjaro memang layak menjadi salah satu destinasi impian para pendaki dan pecinta alam dari seluruh dunia.

Tidak hanya menawarkan pemandangan yang memukau, tetapi juga menyimpan segudang fakta menarik yang menambah daya tariknya.

Menjelajahi Kilimanjaro berarti menyelami kekayaan alam dan sejarah yang begitu luar biasa, menjadikannya pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa saja yang berhasil mencapai puncaknya.

Share it:

Tags

Related Articles