Pelajari beragam fakta menarik tentang Gunung Semeru, dari keindahan alamnya yang memukau hingga sejarah arca kuno yang menyimpan banyak cerita.
Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang luar biasa, tetapi juga karena sejarah dan budaya yang melingkupinya.
Sebagai salah satu destinasi favorit bagi para pendaki dan pecinta alam, Gunung Semeru menyimpan banyak fakta menarik yang belum banyak diketahui orang.
Dari panorama alam yang memukau hingga penemuan arca kuno yang penuh misteri, berikut adalah sepuluh fakta menarik tentang Gunung Semeru yang perlu Anda ketahui.
1. Konservasi Elang Jawa di TNBTS
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Jawa Timur, Indonesia, diakui sebagai habitat ideal bagi elang Jawa, atau Nisaetus bartelsi, spesies yang langka dan dilindungi.
Kajian habitat yang dilakukan di area ini menegaskan kecocokan lingkungan TNBTS untuk pengembangbiakan elang Jawa.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui upaya konservasi di TNBTS, telah melakukan pelepasliaran beberapa spesies elang, termasuk elang Jawa dan elang ular bido.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pemulihan populasi dan mempertahankan keberlangsungan spesies elang ini di alam liar.
2. Keindahan Alam Ranu Kumbolo
Salah satu permata alam yang terletak di Gunung Semeru adalah Ranu Kumbolo, sebuah danau alpine yang terletak pada ketinggian 2.389 meter di atas permukaan laut.
Danau ini merupakan spot favorit bagi pendaki, terkenal dengan keindahan alam sekitarnya yang dikelilingi oleh perbukitan hijau serta pemandangan matahari terbit yang memukau di antara dua bukit.
Tempat ini tidak hanya menawarkan kesempatan untuk berkemah di bawah bintang tetapi juga menjadi salah satu lokasi utama untuk menikmati ketenangan dan keindahan alam Semeru.
3. Situs Arkeologi Arcapada di Semeru
Gunung Semeru juga terkenal dengan keberadaan situs arkeologi yang signifikan, yakni tempat ditemukannya sepasang arca kuno yang dikenal sebagai Arcapada.
Satu dari arca tersebut diidentifikasi sebagai representasi Dewa Siwa, yang dipercaya sebagai simbol pelindung atau penolak bala.
Arca-arca ini terletak pada jalur pendakian yang cukup menantang dan terisolasi, berada pada ketinggian 3.002 meter di atas permukaan laut, menjadikan lokasi ini sebagai rumah tertinggi bagi arca kuno di Pulau Jawa.
Kedudukan arca di lokasi yang sulit dijangkau ini tidak hanya menambah misteri tetapi juga menarik minat para penjelajah dan peneliti yang tertarik dengan warisan budaya dan sejarah Jawa.
4. Aktivitas Vulkanik di Kawah Jonggring Saloka
Gunung Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, memiliki puncak yang dikenal dengan nama Mahameru. Berdekatan dengan puncak ini terdapat kawah Jonggring Saloka, yang terkenal akan aktivitas vulkaniknya yang cukup intens.
Secara khas, kawah ini menyemburkan asap setiap 30 menit sekali, sebuah fenomena yang menunjukkan aktivitas geotermal yang signifikan di bawah permukaan.
Embusan asap ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi para peneliti dan pengunjung, meskipun juga menandakan potensi bahaya yang ada.
5. Pembatasan Pendakian ke Puncak Mahameru
Walaupun keindahan puncak Mahameru menjadi daya tarik tersendiri, pendakian sampai ke puncak ini sebenarnya tidak dianjurkan dan dianggap ilegal oleh pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Hal ini terutama disebabkan oleh status Waspada yang diberikan kepada Gunung Semeru, mengingat potensi bahaya dari emisi gas racun yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Para pendaki yang berencana menjelajah area ini disarankan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan petugas TNBTS untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi gunung dan keamanan pendakian.
6. Kebun Teh Kertowono, Warisan Kolonial Belanda
Salah satu spot indah yang sering menjadi tujuan pendaki di Gunung Semeru adalah Kebun Teh Kertowono. Terletak di Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, kebun teh ini merupakan peninggalan dari era kolonial Belanda dan telah ada sejak tahun 1910.
Keberadaan kebun teh ini tidak hanya menawarkan pemandangan yang menakjubkan dengan latar belakang gunung yang hijau tetapi juga menyimpan nilai sejarah yang mendalam, memberikan wawasan tentang industri teh di Indonesia selama periode kolonial dan pengaruhnya hingga saat ini.
7. Fenomena “Topi” Awan di Gunung Semeru
Pada Desember 2018, pengamatan menarik terjadi di Gunung Semeru yang melibatkan penampakan unik yang disebut sebagai “topi” pada puncaknya.
Ini adalah fenomena Altocumulus Lenticularis, yang terjadi ketika angin kencang melewati gunung dan memaksa udara naik, kemudian mendingin dan mengkondensasi menjadi awan berbentuk lensa.
Agie Wandala Putra dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena ini tidak membahayakan, tetapi bisa menyebabkan suhu di sekitarnya menjadi lebih dingin, yang memerlukan kewaspadaan tambahan bagi para pendaki.
8. Legenda Pembentukan Pulau Jawa
Gunung Semeru juga kaya dengan cerita mitologis yang diabadikan dalam kitab Tantu Pagelaran.
Menurut legenda, Batara Guru meminta para dewa dan raksasa untuk memindahkan Gunung Mahameru dari India ke Pulau Jawa yang saat itu masih terombang-ambing di lautan.
Dewa Siwa, yang datang dan menamai pulau tersebut sebagai Jawa, bersama Dewa Wisnu yang menjelma menjadi kura-kura raksasa, dan Dewa Brahma yang menjelma menjadi ular raksasa, berkolaborasi untuk memindahkan gunung tersebut. Tujuan dari perpindahan ini adalah untuk menstabilkan pulau tersebut di lautan.
9. Kisah Tragis Soe Hok Gie
Soe Hok Gie, seorang aktivis dan penulis terkenal Indonesia, mengalami nasib tragis di Gunung Semeru. Pada 12 Desember 1969, lima hari sebelum ulang tahunnya yang ke-27, Gie mendaki gunung tersebut menggunakan jalur yang dijelaskan dalam buku panduan Belanda tahun 1930.
Tragisnya, Gie menghirup gas beracun saat beristirahat di Puncak Mahameru, yang menyebabkan kematiannya beberapa jam sebelum ia berusia 27 tahun.
Proses evakuasi jenazahnya kompleks dan memakan waktu lama, dan akhirnya jenazahnya dikremasi dan abunya disebar di Lembah Mandalawangi, Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
10. Legenda Lokal Mak Yem
Gunung Semeru juga dikenang dengan sosok legendaris lokal, Mak Yem, yang meninggal pada 20 Juli 2021. Bersama suaminya, Mbah Tumari, Mak Yem menjadi ikon penting dalam komunitas pendaki Gunung Semeru.
Mereka dikenal karena keramahan dan nasihat yang mereka berikan kepada para pendaki yang melewati rumah mereka di jalur pendakian Ranu Pani.
Kematian Mak Yem dan suaminya menandai akhir dari era penting dalam sejarah pendakian di Gunung Semeru, meninggalkan warisan yang akan selalu diingat oleh pendaki lama dan baru.
Gunung Semeru bukan hanya sekadar tujuan pendakian, tetapi juga tempat yang kaya akan sejarah dan keindahan alam yang tiada duanya. Sepuluh fakta ini memberikan gambaran betapa istimewanya Gunung Semeru sebagai salah satu gunung paling legendaris di Indonesia.
Dengan mempelajari lebih dalam tentang gunung ini, Anda bisa semakin menghargai nilai sejarah dan pesona alam yang dimilikinya.
Gunung Semeru terus menjadi simbol kebanggaan dan daya tarik bagi siapa saja yang ingin mengeksplorasi keajaiban alam dan sejarah yang ada di dalamnya.